الحمد لله رب العالمين ، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين ؛ نبينا محمد وعلى آله وصحبه ؛ ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين . وبعد

Minggu, 10 Mei 2009

GOMBAL WARNING! [Bag 1]

Tulisan ini merupakan saduran dari buku karya Burhan Sodiq dg judul yg sama.

Gombal, Mau?

Dunia yg sudah cukup tua ini tentu saja tahu bahwa kegemaran lelaki adalah menggoda kaum hawa. Perempuan dari sudut mana saja dilihat, selalu menarik dan mempesona. Dari mulai hidungnya yang kembang kempis, sampai jempol kakinya yang mungil dan nyelempit di sela-sela jari kakinya. Semuanya menarik. Itulah perempuan, itulah kaum hawa yang selalu mempesona mata pria.

Muslimah juga tak luput dari upaya ini. Yaw ajar, karena mereka juga perempuan. Mereka juga bagian dari kaum hawa yang selalu saja punya pesona di balik kemisteriusannya. Semakin kalem mereka bersikap, semakin penasaran pria yang melihatnya. Itulah kenapa menjadi seorang muslimah memang tidak mudah. Meski mereka seorang akhwat, masih saja ada seseorang yang iseng menggodanya. Apalagi bila muslimah ter sebut termasuk berparas cantik dan enak dipandang. Tentu saja mengundang orang untuk melihat atau bahkan sampai pada tahap menggodanya bila memungkinkan. Namun dengan pola pergaulan dan pola penjagaan diri yang mereka miliki, seorang muslimah lebih sering mendapat godaan dari para aktivis ikhwan daripada godaan dari lelaki liar yang jelalatan.


Mereka sudah mengenakan jilbab panjang. Menjuntai menutupi segala keindahan yang ada pada diri mereka. Mereka sudah melakukan banyak cara agar apa yang mereka miliki dapat tertutupi oleh pakaian jilbab syar’i. Bicara mereka juga sudah tidak dibikin – bikin, normal, wajar, dan biasa – biasa saja. Bahkan terkesan galak (upssst…). Mereka juga tidak menjual murah segenap canda tawa dan senyum riangnya. Mereka sudah berupaya menjaga dirinya.

Mata mereka tidak bertarung dengan udara. Selalu menunduk dan tidak melihat setiap mata pria yang ada didepannya. Mereka menahan diri dari hiruk pikuk dunia yang kadang menawarkan pesona luar biasa. Sikapnya sopan, pelan, kalem, dan penuh wibawa dan keanggunan. Itulah akhwat muslimah, kaum hawa yang selalu berupaya taat terhadap aturan Rabb-Nya. Hidup pasrah, nerimo apa yang dititahkan, tanpa membantah dan tidak pernah protes merasa kwalahan. Semua dijalani dengan rela dan legawa.

Komunitas tempat mereka bergaul pun sudah dipilih – pilih. Yaitu komunitas aktivis dakwah yang diharapkan mampu menjadi pilar terbaik bagi imannya. Komunitas remaja masjid di kampong, atau komunitas lembaga dakwah kampus yang bertebaran di perguruan tinggi dan kampus – kampus. Mereka juga sengaja memilih kos – kosan yang nuansa agamanya kental. Asrama bukan asrama, kos – kosan sederhana dan bukan apartemen, semuanya serba sederhana asalkan memdapatkan teman – teman yang shalihah, baik, dan tidak reseh dengan syari’at islam. Mereka sudah memilih teman – teman yang baik. Para senior yang lebih paham agama, mbak – mbak yang lebih mantap imannya, lebih sntun bicaranya dan lebih luas ilmunya. Mereka sudah memilih komunitas – komunitas itu. Namun sayangnya, masih saja ada godaan buat mereka.

Mereka sudah mengisi hari – harinya dengan kegiatan berjubel dan berantai. Dari mulai aktivitas wajib kuliah atau bekerja, ditambah lagi dengan pengajian, taklim, sowan ke ustadz, atau bahkan mengadakan diskusi kecil – kecilan di kamar – kamar pengap tanpa ventilasi memadai. Dengan sepiring keripik kentang hasil patungan, air mineral dari gallon hasil isi ulang 3000-an, mereka berdiskusi hamper tengah malam. Sesekali tertawa cekikikan menertawakan betapa konyolnya dunia tempat mereka tinggal. Waktu mereka sudah habis dengan itu semua, namun masih saja ada celah yang memungkinkan virus “merah jambu” menyalinap dirongga – rongga dadanya, nangkring! Duduk manis di tengah hati yang sedang berpacu dengan amal shalihnya.

Godaan buat mereka tentu saja bukan berupa siulan – siulan ala pemuda nongkrong di pinggir jalan. Memanggil – manggil penuh nafsu dan kenakalan bertajuk keisengan. Godaan itu juga bukan kata - kata jorok yang dilontarkan para lelaki genit, mengajak mesum untuk tujuan pelepas dahaga kebutuhan manusia. Tetapi godaan ini justru datang dari mereka yang menyebut dirinya "Ikhwan", atau lelaki yang berusaha shalih di lembaga - lembaga dakwah keislaman. Mereka identik dengan sapaan khas komunitas harakah dan pengajian; ana, antum, akhi, dan ukhti. Mereka yang bercita - cita mati syahid di medan laga, tapi berwajah manis dan genit ketika melihat akhwat yang penuh pesona.

Bukan Ikhwan namanya kalau tidak islami. Dari mulai makanan hingga pasta gigi semuanya harus sunah nabi. Bahkan merayu dan menggoda pun dengan kemasan khusus, islami dan syar'i. Betapa godaan dan rayuan ini dibungkus secara islami. Dikemas secara bersih, seolah tidak ada noda cacat sedikitpun. Godaan yang syar'i tak ada bumbu maksiat sedikitpun. Itu kata mereka. Godaannya bisa berupa kalimat - kalimat penyemangat, perhatian yang luar biasa besar, atau bahkan hingga pemberian materi sebagai wujud hadiah yang mengesankan. Godaan - godaan yang menggiurkan, yang bisa membuat luluh pendirian, bertekuk lutut lemah tak berdaya karena kata - kata membius dari para ikhwan yang genit dan kegenitan......>>>>BERSAMBUNG

Read More......

Jumat, 08 Mei 2009

SALAM UNTUK SELURUH AKTIVIS TARBIYAH!

Telah bertahun tahun hati kita tersentuh TARBIYAH.

Yakinkah antum dengan jalan ini?! ataukah ragu?!

Apapun kita, tetaplah dalam jalan juang ini.
Dakwah!
Dakwah hingga hembusan nafas terakhir.

Kita sandang julukan generasi ghuraba.
Kita berjuang menegakkan kehormatan.
Hidup mulia ataukah mati sebagai syuhada.

Dari TARBIYAH kita bangkit!

ALLAHU AKBAR!!!

Read More......
Powered By Blogger
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
HEAVEN's @rt site © 2008 Template by:
SkinCorner